Sabtu, 28 Mei 2022

Catatan Buku Value Investing Bab 4 (Lanjutan3)

 Bagaimana Cara Mengecek Akurasi / Ketepatan dari Future Value Hasil Perhitungan ?


Bagimana kita bisa tahu bahwa angka Rp 5,400- Rp 6,000 benar-benar future value dari ASII ?

Hal ini tidak dapat dipastikan. Future Value merupakan angka yang subjektif (Rp 5,422 diperoleh dengan sumsi ROE 21.2% dengan jangka waktu 5 tahun, jika asumsi diubah, maka hasil perhitunganpun berbeda).

Yang terpenting bukanlah mengetahui nilai persis dari future value, kita tidak bisa melihat masa depan, kita hanya bisa memperkirakan.

Yang terpenting adalah kita bisa membeli saham pada harga jauh lebih rendah dari perkiraan future value nya.

Dalam hal ini kita mengetahui harga wajar dari suatu saham, kita akan mengetahuinya jika saham dijual pada harga yang jauh lebih tinggi atau lebih rendah.

Tindakan yang perlu kita lakukan dalam value investing adalah membeli saham pada harga yang lebih rendah dibanding perkiraan harga wajarnya, bukan berusaha mengetahui persisnya harga saham yang diincar.

Pada contoh ASII, perkiraan harga wajarnya adalah kurang lebih Rp 6000, hal ini sudah selaras dengan harga pada tahun-tahun sebelumnya, sahamnya selalu bergerak di rentang Rp 5100 - Rp 7800. Jadi kita mengusahakan membeli pada harga lebih rendah dari 6000. Jika harga ASII berada di level 7200 maka ada dua opsi:

1. Menunggu ASII turun harga

2. Mencari saham lain yang lebih murah

Bagaimana jika ASII tidak turun harga ? cari saham lain, jika hanya ingin ASII maka beli di harga saat ini namun gunakan sebagian dana. Jika ternyata ASII turun, kita beli dengan sisa dana, jika ASII naik gunakan sisa dana untuk membeli saham yang lain yang masih murah.

Bisa saja ASII akan tetap naik bertahun-tahun kemudian di masa yang akan datang, walau bagaimanapun juga untuk memaksimalkan keuntungan - tujuan dari value investing - sebaiknya kita membeli pada harga as low as possible, bisa saja suatu ketika IHSG turun, ASII turun ke harga wajar, saat itulah kita bisa membelinya.


Mengapa saham ASII bisa begitu mahal ? apakah jangan-jangan 7200 sudah harga wajarnya ?

hukum ekonomi klasik, permintaan dan penawaran. Naik turunnya harga saham dalam jangka pendek sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan, jadi tidak selalu dipengaruhi oleh fundamental.

Misal ada sentimen positif, saham ASII tinggi, karena ada pemberitaan bahwa perusahaan akan bla bla bla, maka harganya pun akan terbang tinggi.

Sebaliknya ketika terjadi peristiwa gejolak politik atau ekonomi, investor nervous, permintaan saham-saham akan turun (termasuk ASII), maka harga saham anjlok.

Peristiwa naik turunnya harga akan terjadi setiap saat, tanpa henti, bergantung dari tinggi rendahnya permintaan dan penawaran. Ada kalanya harga saham terus naik hingga menjadi sangat mahal, ada kalanya harga saham terus turun hingga menjadi rendah aka murah.

Tetapi saham bukanlah sembako yang kita harus tetap beli meskipun harga mahal.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar