Rabu, 01 Mei 2019

Tesis S2 vs Skripsi S1 (part 1)

Tiada terhitung rasa syukur di dalam dada
Segala Puji hanya untuk Allah SWT
saya dapat menyelesaikan thesis dan seluruh syarat kelulusan dalam kondisi hamil

Rektor Universitas Airlangga : Prof. DR. MOH. Nasih SE., M.T., Ak

Sekarang baby umur 7 bulan
Alhamdulillah
Sungguh berkesan, wisuda saat kehamilan umur 37 minggu


lanjutan (edit) 28-10-2020

Kalau diingat-ingat kembali, saat  mengerjakan skripsi jaman S1, saya lebih serius dan perfeksionis.

Saat S1, pembimbing saya adalah DR. Raditya Sukmana S.E., M.A (yang saat ini sudah Prof)
dibawah bimbingan Prof Radit saya merasakan optimalisasi keilmuan di otak 😁 
untuk pertama kalinya saya mengerjakan karya tulis dengan sangat totalitas, sungguh-sungguh, dan dengan metode sebaik mungkin. 

Karena hal itulah yang diajarkan betul oleh Prof Radit, ketepatan metode yang digunakan, kalau metode belum benar Prof Radit tidak akan acc.

Kadang terlintas kegalauan juga karena disaat teman-teman sudah sidang proposal saya belum acc judul πŸ˜„

Tapi saya yakin ini adalah bagian dari takdir baik yang Allah tetapkan untuk saya. Karena mendapat pembimbing Prof Raditya yang saat itu menjabat sebagai Ketua Program Studi Ekonomi Islam FEB UA benar-benar klik cling.. alhamdulillah dapat pembimbing Prof Radit padahal selama kuliah sejak semester satu belum pernah duduk di kelasnya dan diajar Prof Radit..

Saya ingat betul, Prof Radit meminta saya untuk benar-benar paham dengan jurnal acuan yang saya gunakan (skripsi saya menggunakan metode kuantitatif),

-Prof Radit meminta saya presentasi berbagai jurnal internasional yang sebelumnya saya belum pernah membaca dan mencari πŸ˜„

Satu hal yang sangat syukuri bahwa Allah mengijinkan saya menempuh pendidikan di Universitas Airlangga yang menyediakan perpustakaan sangat nyaman dan dengan akses ke jurnal internasional yang sangat mudah dan tidak terbatas saat itu. Sebuah kemewahan akademis yang amat sangat berharga.

Berkali-kali saya maju bimbingan ke Prof Radit hanya membahas jurnal-jurnal ini
dan maju bimbingan ke Prof Radit kala itu saya rasakan bagaikan sidang,
tapi alhamdulillah itulah yang membuat saya melenggang dengan tenang pada ujian proposal

ya karena sebelumnya sudah diuji berkali-kali oleh Prof Radit 😁

Darisini saya sangat bersyukur, saya mendapat banyak ilmu dari jurnal-jurnal internasional yang saya pelajari baik tentang pengetahuan didalamnya dan juga tentang metode penelitian. Selain itu membaca jurnal-jurnal ini juga sangat membantu dalam mendongkrak skor ELPT (English Language Proficiency Test) yang menjadi salah satu syarat kelulusan.

Lanjut saat saya bergelut dengan data dan metode penelitian, teman-teman sudah mulai berwisuda.
Saya berpacu mengerjakan data secepat mungkin.

Permasalahan saya saat itu adalah saya mengambil konsentrasi keungan islam yang tidak ada mata kuliah ekonometri didalamnya, padahal ekonometri merupakan hal mutlak yang harus dikuasai dalam penelitian ini.

Jadi untuk mengerjakan data penelitian saya, saya minta ajar ke adik angkatan jurusan ekonomi pembangunan yang tentu lebih terbiasa dengan ekonometri, Dila (sama-sama anak Kediri, dia alumni SMAN 2 Kediri), dan Fatma (teman seangkatan di SMAN 7 Kediri dan dia kuliah Statistik di ITS).

nah karena saya kurang menguasai, tidak based on book or journal tapi based on Dila dan Fatma😁, jadi kurang bisa meyakinkan Prof Radit.

Saat itu Dila dan Fatma mengajari saya SPSS dan Stata, tetapi Prof Radit menyarankan untuk menggunakan Eviews dan Excel.

Karena saking kepepetnya dan sangat bernafsu ingin wisuda bulan agustus (untuk mengejar batas studi sehingga bisa ip 4 dan lulus cumlaude), saya sering begadang untuk ngebut mengerjakan skripsi hingga selesai untuk saya ajukan sidang ke Prof Radit,

tapi ditolak karena saya menggunakan SPSS.

Jadi saya tidak bisa sidang, harus membayar spp 1 semester lagi hanya untuk ujian skripsi, dan yang sangat membuat saya sedih adalah tidak bisa lulus cumlaude padahal itu cita-cita sejak maba.

Saya ingat saya merengek ke Prof Radit memohon tanda tangan untuk maju sidang.
Prof Radit hanya senyum-senyum πŸ˜‚  
Prof Radit bilang, "ini metode kamu masih belum benar" (ada perbedaan yang besar ketika data diolah menggunakan SPSS dan menggunakan Eviews, Prof Radit menilai hasil olah data dengan E views lebih baik daripada SPSS).
me : tapi Pak, saya sudah selesaikan semua sampai kesimpulan, saya bisa maju sidang, saya ingin wisuda agustus ini Pak, plis πŸ˜‚

Ya Allah jawaban Prof Radit waktu itu malah next level challenge

"gini aja, yang ini kamu jadikan jurnal, nanti kamu presentasi di depan Prof Roz di Lombok, kamu ikut conference di lombok, yang dengan e views kamu gunakan untuk skripsi kamu"

Diriku hanya terdiam dan tidak memiliki argumen untuk membantah, karena dalam hati juga sadar bahwa skripsiku ini hasil ngebut.

Mengapa Prof Radit malah menyuruh saya untuk present di depan Prof Roz ?

jadi ceritanya skripsi saya ini topiknya pertama kali diangkat oleh Prof Roz

Profil Prof Roszaini Hanifa di Google Schoolar

dan saat itu Departemen Ekonomi Syariah Universitas Airlangga bekerjasama dengan Universitas Mataram sedang akan menyelenggarakan konferensi internasional dan Prof Roz akan menjadi pembicara disana.

Berdegup kencang lah hati ini mendapat tantangan dari Prof Radit, kapan lagi ya kan bisa presentasi di depan Prof Roz.

Singkat cerita saya lulus S1.

Dan mengapa pengalaman ini justru terngiang-ngiang saat mengerjakan tesis S2 ?

Karena Alhamdulillah saat tesis S2 Allah memberikan banyak kemudahan, disaat sedang hamil mengerjakan tesis justru terasa lancar.

Mungkin karena mental saat S1 dan S2 juga sudah beda. Saat S2 mengerjakan tesis ya hajar hajar hajar saja, kerjakan terus, dikritik habis-habisan saat sidang juga okee yuk cuss yang penting lulus (pembimbingnya bukan lagi Prof Radit).

Target saat itu hanyalah segera lulus sebelum lahiran, karena takut tesis akan terbengkalai jika melewati masa lahiran, dan saya tidak ingin fase-fase awal sebagai ibu terbayang-bayangi oleh tesis yang belum selesai.

Alhamdulillah tesis selesai dengan lancar,
syarat jurnal internasional (yang tidak disyaratkan saat S1) juga lancar
syarat ELPT juga lancar meskipun tes saat hamil besar dan harus duduk berjam-jam mengerjakan ujian

Sungguh sangat berbeda dengan proses mengerjakan skripsi jaman S1 yang sepertinya harus dilanjutkan ceritanya di part selanjutnya.... 

Saat saya mengedit postingan ini, si kecil sudah berusia 2 Tahun (17 Bulan setelah postingan awal diterbitkan) .. Ternyata menulis postingan blog memerlukan waktu lebih lama daripada skripsi dan tesis 😁 , tentu karena tidak ada pembimbing, deadline, dan syarat kelulusan.

(my bolo ngebut tesis : Mba Mel, Mas Charis, Pak Ketua Kelas S1 S2 Denizar, Mas Uki, Bang Roma nggak karena udah selesai jauh sebelumnya😁)




(my bolo ngebut tesis, sayang banget Mba Nisa dan Pak Ridan tidak bisa wisuda bersama karena syarat dari Pascasarjana Univ)



(tim hore dan yang disidang hari itu)



(para dosen penguji yang hebat dan penyayang)




dan my very deep support system